Ilustrasi: Pemimpin Ummat |
Di tengah situasi ini karakter kepemimpinan yang solusional mutlak dibutuhkan, yakni seorang pemimpin yang memberikan jalan keluar, yang mampu memandu rakyatnya ke tengah arena kehidupan yang lebih baik, walaupun berada dalam keadaan ketidakpastian.
Pemimpin Solusional: Refleksi Surat As-Sajadah (32) Ayat 24
Alquran dalam Surat As-Sajadah (32) Ayat 24 menceritakan tentang “imam-imam yang memberi petunjuk” dengan perintah Allah di dalam kehidupan Bani Israil, sebagaimana Firman-Nya:
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ اَىِٕمَّةً يَّهْدُوْنَ بِاَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوْاۗ
وَكَانُوْا بِاٰيٰتِنَا يُوْقِنُوْنَ
Artinya: “Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka sabar. Mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (Q.S. As-Sajdah/32:24)
Mengenai ayat di atas, Syaikh Abdurrahmân bin Nâshir al-Sa’di dalam kitab Taisîr al-Karîm ar-Rahmân Fî Tafsîr Kalâm al-Mannân (al-Sa’di, 2002:771) menjelaskan bahwa “imam-imam yang memberi petunjuk” dengan perintah Allah itu sebagai berikut:
من بني إسراّئيل
علماء بالشرع وطرق الهداية ، مهتدين في أنفسهم، يهدون غيرهم بذلك الهدى، فالكتاب
الذي أنزل إليهم هدى، والمؤمنون به منهم على قسمين: أئمة يهدون بأمر الله، وأتباع
مهتدون بهم.
Artinya: “Dari Bani Israil terdapat orang-orang yang berpengetahuan dalam ilmu syariat dan cara-cara memberi hidayah, mereka mendapat petunjuk pada diri mereka sendiri, lalu memberi petunjuk pada orang lain dengan petunjuk itu. Kitab (Taurat) yang diturunkan kepada mereka adalah petunjuk, sedangkan orang-orang beriman terbagi pada dua golongan: para pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Allah, dan para pengikut yang berpedoman pada mereka.”
Maksud “imam-imam yang memberi petunjuk” dengan perintah Allah di atas dapat disimpulkan sebagai orang-orang yang mampu memandu manusia di bawah kendalinya untuk meniti jalan keselamatan dari Allah berdasarkan ilmu pengetahuannya, sehingga mampu memandu manusia dalam kebaikan menurut koridor hukum syariat, ataupun dengan hukum alamiyah.
Pemimpin Solusional dalam Figur Al-Amîr
Hadis Rasulullah SAW dari Abu Hurairah RA, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari menyebutkan bahwa seorang imam yang Allah angkat derajatnya untuk memandu manusia di bawah kendalinya dalam kebaikan adalah seorang al-Amîr. Apakah figur “al-Amîr” ini menurut Rasulullah SAW?. Dalam hadis disebutkan:
مَنْ
أَطَاعَنِي فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ عَصَى اللَّهَ، وَمَنْ
يُطِعْ الْأَمِيرَ فَقَدْ أَطَاعَنِي، وَمَنْ يَعْصِ الْأَمِيرَ فَقَدْ عَصَانِي،
وَإِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ، يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ، فَإِنْ
أَمَرَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَعَدَلَ، فَإِنَّ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرًا، وَإِنْ قَالَ
بِغَيْرِهِ فَإِنَّ عَلَيْهِ مِنْهُ.
Artinya: “Barangsiapa yang taat kepadaku berarti dia telah taat kepada Allah, dan barangsiapa yang bermaksiat kepadaku berarti dia telah bermaksiat kepada Allah. Dan barangsiapa yang taat kepada pemimpin, berarti dia telah taat kepadaku, dan barangsiapa yang bermaksiat kepada pemimpin, berarti dia telah bermaksiat kepadaku. Dan sesungguhnya, imam (atau, pemimpin itu) laksana benteng, dimana orang-orang akan berperang mengikutinya dan berlindung dengannya. Maka, jika dia memerintah dengan berlandaskan taqwa kepada Allah dan keadilan, maka dia akan mendapatkan pahala. Namun, jika dia berkata sebaliknya maka dia akan menanggung dosa.” (Hadis Shahih Bukhari, Nomor 2737)
Di tengah situasi krisis Pandemi Covid-19 yang kian akut dan penuh ketidakpastian ini, karakter “al-Amîr” adalah seorang pemimpin yang solusional, yang mutlak dibutuhkan kehadirannya. Karakter kepemimpinan semacam itu bisa jadi ditemukan pada seorang pemimpin negara, pemimpin wilayah, pemimpin instansi, pemimpin kelompok dan lain-lain unit dalam masyarakat. Seorang pemimpin yang solusional itu pasti mampu memandu rakyatnya ke tengah arena kehidupan yang lebih baik, walaupun berada dalam keadaan ketidakpastian. Tentunya, kemampuan ini bukan semata-mata dilandasi oleh pilihan pribadinya sebagai seorang pemimpin, melainkan dipandu secara supranatural oleh kekuatan yang adikodrati di atas kemampuan pribadinya sebagai manusia, yakni kekuatan yang maha dahsyat dari Tuhan Yang Maha Sempurna.
Dalam konteks pandemi Covid-19 saat ini, figur “al-Amîr” dapat di-tamsîl-kan pada mereka yang mampu memandu manusia di bawah kendalinya untuk meniti jalan keselamatan. Mereka ini ialah para ulama yang dengan pengetahuan dan ilmu agamanya mampu memandu manusia dalam kebaikan menurut koridor hukum syariat, para pemimpin wilayah dan abdi negara lainnya, para personil TNI dan Polri, para dokter dan para tenaga kesehatan lainnya dalam hukum negara, yang mereka semuanya itu mampu bersabar serta rela menanggalkan kepentingan pribadi. Para “al-Amîr” ini, bahkan mampu meninggalkan kebahagian dirinya untuk berkumpul bersama keluarga yang dicintainya, bahkan dengan tulus ikhlas ber-tawakkal menggantungkan hidup mereka di atas ketentuan Allah, jika sewaktu-waktu mereka pun akan terpapar virus yang sangat berbahaya ini hingga syahîd di jalan-Nya. Demi apa?. Tentunya, demi menjamin tersalurkannya hak dasar masyarakat yang dipimpinnya untuk tetap sehat, dan selamat di tengah krisis pandemi Covid-19.
Akhirnya, tidak ada kalimat penutup terbaik yang pantas untuk dituangkan dalam tulisan ini menurut penulis, kecuali untaian doa untuk kita semua dan bagi para pemimpin yang Allah SWT pandu diri mereka secara supranatural agar mereka mampu memandu rakyatnya ke tengah arena kehidupan yang lebih baik, walaupun berada dalam keadaan ketidakpastian di tengah masih maraknya kasus Covid-19 di tanah air saat ini.
Bagi anda yang membaca tulisan ini marilah menengadahkan tangan ke hadirat Ilahi Robbi agar Dia meng-ijabah semua harapan kita kepada-Nya.
اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا
اْلبَلاَءَ، وَاْلوَبَاءَ، وَالْقُرُوْنَا، وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنِ، وَسُوْءَ
اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَ مَا بَطَنَ، عَنْ
بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً، وَ عَنْ سَائِرِ اْلبُلْدَانِ
اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.
Ya Allah, hindarkanlah kami dari bala’ bencana, dan pandemi Korona, dan dari gempa bumi serta kesengsaraan karena fitnah yang buruk, baik yang nyata maupun yang tersembunyi, secara khusus di negara kami Indonesia, dan di negara kaum muslimin lainnya, Wahai Engkau Tuhan semesta alam.
اَللَّهُمَّ
أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ،
وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ.
Ya Allah, jadikanlah para pemimpin kami orang yang baik. Berikanlah taufik kepada mereka untuk melaksanakan perkara terbaik bagi diri mereka, bagi Islam, dan kaum muslimin.
اَللَّهُمَّ
أَعِنَّهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ، كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ
الْعَالَمِيْنَ.
Ya Allah, bantulah mereka untuk menunaikan tugas mereka, sebagaimana yang Engkau perintahkan, Wahai Tuhan semesta alam.
Hanya kepada Allah tempat kita memohon dan meminta.
***
0 komentar